Selasa, 09 April 2013

cermin

di bayangan itu... aku tau aku jauh dari sempurna. mungkin itu sebabnya, aku malas sama benda bernama kaca.
bukan... bahkan bukan malas.. aku benci..
namun... cermin itu tidak salah apa-apa, dia hanya menampakkan kejujuran.
lalu apa?
apa artinya aku yang salah?
.... mungkin...
bayangan di cermin itu memang diri kita,
namun itu semua bukan harga mati.
yang terlihat buruk selalu mungkin dirubah untuk indah.
seperti aku saat ini...
berantakan... terlihat lelah..
namun aku coba beri sebuah senyum... bayangan di kaca itupun terlihat agak lebih baik...

-9 april 2013-


Minggu, 07 April 2013

Hari Itu Tidak Berpisah

Kita tidak berpisah,
tidak terdengar sedikitpun kata perpisahan diantara kita.
yang aku tau.. hari itu.. aku menangis.. sendiri.. ya.. hanya sendiri, tidak ada kamu, dan sepertinya kamu tidak tau.
Apa lagi yang tersisa?!
selama ini memang ada sisa..
hanya aku yang menyisakan..
aku menyisakan satu tempat bernama.. Teman.
Itu yang tersisa, dan sisa itu hilang setelah aku menangis hari itu.
aku ulangi,
kita tidak mengucapkan kata perpisahan, dan kita tidak berpisah.. kalau mau aku bisa menemukamu kapan saja aku mau.
sayangnya.... semenjak hari itu aku tidak mau.
aku tidak mau mencari kamu lagi,
aku tidak mau melihat kamu lagi,
maka akhirnya diantara kita tidak ada yang tersisa..
bagian kecil satu-satunya yang kita punya, yang aku jaga, yang aku tahan sekuatku untuk menjaganya sudah hilang.
Tangisanku hari itu begitu pedih, bahkan sampai saat ini aku tidak mau mengingat rasanya..
sangat pedih.. karena aku melepas sesuatu yang tadinya sampai mati mau aku pertahankan.
Namun aku memilih melepasmu.. karena aku lihat dengan jelas, sedikitpun aku tidak pernah kamu genggam.
beginilah kita sekarang,
kalau suatu hari kita bertemu lagi.. mungkin kamu menyapaku, mungkin aku juga akan membalas menyapamu, mungkin juga kamu tidak menyapaku, 
namun kalau ada yang bertanya kamu siapa..
aku hanya akan menjawab..
"oh.. hanya kenal begitu saja.."
Picture from : http://www.thehoc.com/austin2012/gus-and-scout-dont-bother-you-much/

-Jakarta, 7 april 2013-

Kamis, 14 Februari 2013

My Valentine

"kasih gw coklat!" kataku kesal.
dia tidak nenggubrisku sama sekali.. hanya sibuk menggulung mie ayam pakai sumpitnya.
"gw serius.. gw mau coklat..!"bentakku lagi.
setelah menyuap sesendok dia menatapku dengan tatapan sinis.
"heh! mentang-mentang elo nggak punya cowok terus gw yang harus kasih coklat ke elo gitu?!" tanyanya.
"iya! gw nggak punya pacar.. jadi gw minta coklat dari elo aja.."
"duit gw cekak!  elo minta temen cowok yang lain aja deh.."
"tapi elo ngasih cewek lo coklat?"
"yaiyalaahh...!! dia kan cewek gw.."
"ya udah beliin satu lagi buat gw.. atau nggak kasih coklatnya buat gw aja.. lebih kenalan siapa sih.. gw apa cewek lo?! kita temenan udah 10 tahun, elo sama cewek lo dari awak kenalan kalau ditotal belum sampai setaun..".
"ya tetep aja! dia cewek gw.. nah elo.. kenalan sama gw sepuluh tahun kek.. dua puluh tahun kek.. seratus tahun kek.. tetep aja temen!"
aku kesal bukan main mendengar itu, akhirnya aku beranjak pergi meninggalkannya..
aku lihat dia..
dia diam.. dia tidak mengejarku..
dia pasti tau aku marah..
dia pasti tau kalau aku ingin dikejar dan mendengar maaf dari mulutnya..
tapi dia diam..
satu minggu berlalu.. ya tiba juga hari ini.. hari yang membuat aku dan dia bertengkar dan masih tidak berbicara sampai sekarang.
apa dia akan datang?
akan membawa coklat?
meminta maaf seperti biasa dan kita kembali tertawa seperti biasa..
agh! khayalan apa ini..
tapi.....
Dugaanku benar.. dia datang..
dia ada didepanku saat ini.. 'nyengar nyengir' seperti biasa..
"mana coklat gw?" tanyaku pertama.. ya.. setelah itu aku akan menagih permintaan maafnya.
dia menggeleng..
"gw nggak bawa coklat.. gw nggak mau ngasih coklat.."
begitu aku hampir marah, setangkai bunga muncul dari tangannya yang sedari tadi disembunyikannya..
"gw mau kasih ini aja.. ini karena gw kangen sama elo.. karena gw sayang sama elo.. gw tau elo marah.. tapi gw tau elo percaya gw nggak pernah niat ngehina sepuluh tahun pertemanan kita.."
aku hilang kata.. air mataku menetes.. aku ingin menjawab kalau aku juga sayang dia.. saanggaatt sayang dia.. sangat kangen diaa..
namun sayang setelah itu.. dia memberikan sebuah hadiah lagi..
"ini undangan pernikahan gw.. elo temen deket gw.. jadi gw mau kasih undangan yang pertama ini buat elo.."

Janji Suci

aku melihat matanya lekat-lekat.. bagaimana bisa dia didepanku saat ini?
bagaimana bisa yang didepanku itu dia?
ketajaman tatap mataku tidak juga membuatnya gentar..
dia juga melihatku.. hanya melihatku.

aku tau dia bertanya..
dan aku tau dia menunggu jawabanku..
tapi tunggu..
ini terlampau aneh!
pernah aku membayangkan situasi seperti ini, dengan lokasi yang sama persis, perkataan yang sama persis, dan kesungguhan yang sama persis..
tapi bukan dia! dia itu siapa?! dia tidak pernah sedikitpun ada dalam khayalanku..
dia ibarat bunga di taman kota.. ya memang indah, tapi aku tidak pernah menghafalnya.. aku bahkan tidak berfikiran untuk memetiknya.

sejak kapan dia tau aku?
sejak kapan aku tau dia?
bagaimana bisa kita bisa ada di situasi ini?

aaggghhhh!!! aku bingung!
tenang.. aku hanya bingung, bukan tidak suka..

lihat.. tanganku tetap ada dalam genggamannya, aku tidak beranjak meninggalkannya, aku tetap mendengarkannya..
hatiku bergetar, namun tidak meledak..
lalu kenapa? apa gunanya meledak?
itu hanya akan membuat hilang kendali..
ya.. seperti ini yang aku butuhkan..
dimana logika aku tetap punya ruang untuk berperan..
dia sudah ucapkan janjinya,
dia sudah memintaku percayakan hidupku padanya,

ini memang membingungkan.. cinta memang tidak bisa ditebak arahnya..

sudahlah.. aku tidak mau lama-lama..
aku harus jawab "iya".